Musi banyuasin
Murexs.com- Dalam menjalankan tugas jurnalistik tentu harus menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, baik dalam penulisan berita maupun untuk mengkonfirmasi demi berimbangnya pemberitaan. Namun miris di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin yang tidak bisa di konfirmasi langsung ke kantornya melainkan harus membuat janji atau di telpon terlebih dahulu.
“Ya saya merasa kecewa terhadap ucapan oknum security di meja depan yang mengatakan bahwa jika ingin menemui kepala dinas dan sekretaris harus membuat janji dahulu baik melalui telpon ataupun lainnya,” ujar Andi Mustika wartawan Harian Murexs (Muratara Exspos) dan tiga media onlien kepada mattanews.co, Selasa (31/03/2019).
Sambung dia, kedatangan ke kantor dinas ini untuk konfirmasi terkait bangunan fisik salah satu sekolah di Kabupaten Musi Banyuasin.
“Saya datang ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini untuk mencoba mengkonfirmasi terkait bangunan fisik sekolah yang ada di kecamatan Bayung Lencir, dan Sungai Lilin. Namun kedatangan saya hanya sia-sia, karena Kepala Dinas ataupun Sekretaris tidak bisa ditemui dengan alasan harus membuat janji dahulu,” ungkapnya dengan nada penuh kekecewaan.
Tempat yang sama, Ariansyah dari media Globalinvestigasi news juga merasa kecewa dengan oknum security yang mengatakan bahwa jika ingin menemui kepala dinas atau sekretaris harus janji terlebih dahulu.
“Saya sangat merasa kecewa dengan ucapan security yang mengatakan kalau ingin ketemu kepala dinas atau sekretaris harus membuat janji dahulu,” ucapnya.
Lebih lanjut ia berkata, dalam menjalankan tugas jurnalistik kami tentu dilindungi Undang-undang no 40 tahun 1999 tentang Pers.
“Ini jelas telah melanggar pasal 18 Undang-undang Pers No 40 tahun 1999 tentang Pers dan dapat dituntut pidana 2 tahun penjara atau denda Rp 500 juta,” tegas Ariansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin Musni Wijaya Ssos MSi saat di konfirmasi melalui WhatsApp dengan nomo 08127477XXXX mengatakan melihat kondisi penyebaran virus covid-19 atau corona ini membatasi orang untuk ketemu.
“Kami terpaksa membatasi orang untuk ketemu, kami juga takut terpapar virus corona,” singkatnya. (Tim)