Murexs.com Muratara – Merawat kebhinekaan dan mencegah paham radikal di kalangan masyarakat maupun dalam tubuh kepolisian, Polres Musi Rawas Utara menggelar silaturahmi kebangsaan bersama KH Ahmad Muwafiq atau yang kerap dipanggil Gus Muwafiq ,Jumat (16/09/2022). Kegiatan ini juga dalam rangka menjelang pemilihan kades pada tanggal 22 September mendatang.
Acara yang digelar di halaman polres Muratara ini dihadiri oleh Bupati Musi Rawas Utara H.Devi Suhartoni dan wakil bupati H. Inayatullah,Forkopimda, Sekda , Kepala OPD, Camat se-Kabupaten Muratara,ketua DPC PKB H.Akis Topi Ayub,ketua NU Muratara,ponpes Bahrul ulum lake, wakil ketua TP-PKK kabupaten Umi Desi Trianggeraini, calon kades Muratara dan kades, tokoh agama serta seluruh masyarakat.
Sekitar pukul 09.0 pagi ustaz yang ditunggu-tunggu oleh ratusan jemaah pengajian yang sejak pagi memadati halaman kantor polres Muratara pun hadir. Kehadirannya disambut dengan suka cita oleh Kapolres , Bupati Muratara dan seluruh Forkopimda serta masyarakat.
Kapolres Muratara AKBP Ferly Rosa Putra ,SIK menyebutkan kegiatan ini diselenggarakan agar meningkatkan nasionalisme personel tanpa harus mengabaikan kepentingan agama. Sehingga terhindar dari paham radikal dan intoleransi.
“Ini suatu berkah yang luar biasa bagi kita semuanya. Di mana telah hadir ulama besar Gus Muwafiq. Semoga dengan hadirnya Beliau ditengah-tengah kita selalu diberikan kelimpahan rahmat serta keberkahan dari Allah SWT,” ungkapnya.
“Semoga dengan adanya tausiyah atau ceramah dari Gus Muwafiq ini kita bisa dapat terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,” sambungnya.
Bupati Muratara Yang diwakili oleh wakil bupati H.Inayatullah mengatakan, tausyiah dari Gus Muwafiq nanti adalah gambaran besar kekhasan Indonesia, yang punya ragam cara untuk bersatu.
“Tentu dengan kulturnya, dengan nilai-nilainya, dan itu dibiayai tanpa sadar. Orang mau pengajian, datang berbondong-bondong, maka kemudian menggerakkan semuanya,” katanya.
Ia juga mengatakan, kekuatan masyarakat dengan adat dan budayanya masing-masing menjadi pondasi dalam menjaga persatuan. harus ada yang menginisiasi terus menerus, tidak pernah berhenti dan saling mengingatkan.
“Di situlah kemudian orang akan saling memahami, mengerti, untuk tidak menyakiti. Itu nilai persatuan yang menurut saya, secara kultural tadi beliau sampaikan bagus banget,” tegasnya.
Di lokasi yang sama,Gus Muwafiq dalam tausiyahnya menuturkan, pandemi COVID-19 sudah berjalan lebih dari 3 tahun. Sebagai umat Islam, jelasnya, harus banyak bersyukur kepada Allah SWT karena banyak yang sudah mendapatkan vaksin 1, 2 dan 3 atau booster.
Menurutnya, kenikmatan yang dapat dirasakan yaitu meningkatnya imunitas tubuh. Sehingga mengurangi penularan virus covid-19.
Ia juga menyampaikan, sebuah bangsa, kata dia, bisa membentengi budaya mereka dengan identitas kebudayaan. Bahwa bangsa Indonesia harus saling bertanggung jawab antara yang memimpin dan dipimpin.
“Kata rakyat, diserap dari kosakata bahasa Arab, yakni Roiyah. Kulukum roin wa kulukum an royyati, yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi rakyat,” jelasnya.
“Kebersamaan dalam perbedaan harus kita jaga dan kita hormati sebagai bangsa Indonesia. Demi terjaganya keutuhan antar umat beragama demi keamanan bangsa dan negara serta penjaga keamanan negara kita sudah disempurnakan oleh kepolisian,” bebernya.
Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa warga Indonesia harus bangga menjadi penduduk Indonesia. Di mana saat ini Indonesia menjadi fenomena dunia terkait keberagaman yang ada di dalamnya.
“Banyak bangsa yang terpecah-pecah menjadi banyak negara. Tapi kita justru merangkum dalam banyak bangsa yang bersatu dalam satu negara, yaitu Indonesia,”,terangnya.
Lanjutnya”,Kebaikan manusia yang kita cita-citakan akan habis, kebaikan agama budaya dan peradaban juga akan hilang. Kalau tidak tercipta perdamaian, tidak ada keamanan bangsa dan negara. Itu kuncinya,” ujarnya.
Gus Muwafiq mengatakan, para pendiri bangsa tidak mudah dalam membentuk konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurutnya, dasar-dasar negara yang hingga kini dijaga penuh nilai Islam.
“Makanya, agama dijadikan landasan persatuan. Konsepnya dijaga betul, bahkan bila perlu dibiayai untuk membangun persatuan,” katanya.
Ditambahkan, orang yang tidak suka dengan konsep persatuan di Indonesia, akan jadi pemicu perpecahan.
“Ini kehidupan persatuan dalam agama. Jadi jangan agama menjadi alat pemecah belah persatuan,” tegasnya.
Ditulis oleh Tim 13 Murexs.