Murexs.com Lubuklinggau
Menjelang Ramadhan 1444 H, seperti biasa warga Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan melakukan ziarah kubur ke makam orang tua dan keluarga mereka.
Tradisi yang sudah berlangsung sejak lama ini, masih dipegang teguh oleh umat Muslim di Kota Lubuklinggau. Biasanya mereka mulai ramai melakukan ziarah kubur mulai H-7 hingga H-1 Ramadhan.
Sehingga hampir semua Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Lubuklinggau ramai oleh penziarah. Salah satunya di TPU Taba pingin Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau.
H Moch Atiq Fahmi, Lc, menjelaskan jika ziarah kubur adalah sesuatu hal yang disunnahkan oleh Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, terlebih ziarah kubur Aulia lillahi ta’ala kuburnya wali-wali allah atau ulama-ulama, orang tua kita.
Dan nabi Muhammad SAW menziarah kubur orang tuanya yaitu ibundanya Sayyidah Aminah di masa kecilnya nabi berziarah kepada kubur ayahnya, memang nabi pernah melarangnya tapi larangan itu tidak ada lain sebagaimana orang jahiliyah melakukannya sebab orang-orang jahiliyah menyembah kubur itu ya berbeda dengan apa yang disiarkan oleh nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam, ujar Fahmi, pada Kamis (23-03-2023).
“Nabi mensyariatkan kubur tersebut melestarikan ziarah kubur, karena salah satu faedahnya adalah satu yang berziarah Di mana orang yang di muka bumi ini pasti akan meninggal dunia.” Ucapnya.
Nasehat bagi yang ziarah, orang yang sudah mati tentu nanti tidak akan bisa menjalani justru yang hidup menziarahinnya jadi nasehat bagi yang berziarah Di mana orang di dalam kubur sendiri di tempat yang semua orang tidak suka melihatnya Ya bahkan tahu sendiri kondisi kubur sempit gelap terutama bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah yang tidak mau taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Lebih lanjut “Selain itu terkait dengan manfaat bagi orang yang kita ziarahi, satu di mana kita mengucapkan salam bagi orang yang ada dalam kubur orang yang dalam kubur sebagaimana diterangkan oleh Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, “mengetahui siapa yang menziarahnya dan mendengar salamnya dan dia menjawab bedanya kita tidak mendengar salam mereka, hal ini pernah berkata kepada orang-orang yang mati di medan perang, barangkali menjumpai apa yang kalian apa yang Tuhan kalian janjikan hal ini dikatakan oleh Nabi kepada Abu Jahal atau orang-orang kafir lainnya,”
yang mati sebagai musuh Islam lalu sayyidina muhammad berkata Ya Rasulullah kau berkata kepada orang yang sudah mati lalu jawab nabi apa sesungguhnya mereka mendengar apa yang kita sampaikan tapi kita tidak mendengar apa yang mereka sampaikan, ujarnya
Ya kita mendoakan Mereka mengucapkan salam buat mereka, terlebih lagi kalau ziarah itu kita bacakan Surah Yasin bacakan surah-surat pendek dihadiahkan buat si mayit maka itu bermanfaat bagi si mayit. sebagaimana yang dikatakan oleh jumhur ulama terkait dengan tradisi masalah waktunya menjelang Ramadan itu sekedar pilihan waktu saja, karena semua orang kan mungkin tidak bisa mau ziarah setiap saat tapi yang pasti ziarah ke kubur orang tua tidak hanya di bulan Sya’ban saja di bulan apapun terkait dengan tradisi di bulan Sya’ban adalah tradisi yang baik ya bukan tradisi yang buruk hanya saja yang terpenting bagi yang berziarah tahu tentang adab-adabnya, pesan ustadz Fahmi
“ziarah itu bukan cuma nyabut-nyambutan rumput tapi satu ya itu mengucapkan salam ya Assalamualaikum ya ahli kubur, mendoakan orang yang sudah meninggal dunia dan melakukan amal-amalan yang bermanfaat bagi sih si mayit,”
Justru kalau ada tanaman-tanaman yang hidup di atas kubur jangan kita cabut ya kecuali yang akarnya akan merusak kubur itu bahkan sunnah, bagi kita membawa sesuatu hal yang masih basah seperti bunga-bunga yang masih basah untuk kita taburkan.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abbas tentang Rasulullah SAW yang melewati “dua kubur yang dua kubur tersebut diazab oleh Allah,” karena suka ngadu domba, dan kedua suka tidak bersih ya dibelah jadi dua ditanamkan di satu kubur. Jadi berziarah lah asal tahu adabnya, tutupnya. -(20)